Kata atau kalimat apa yang Anda katakan pada pasangan saat akan mengajaknya bercinta? Apakah Anda juga mempersiapkan diri sebelum melakukan hubungan seksual? Hal-hal seperti ini memang terkesan kecil dan tak begitu penting sehingga sering diabaikan. Padahal, etika juga diperlukan dalam hubungan berhubungan seksual. Jadi, Bukan hanya makan, berpakaian ataupun bekerja yang memiliki aturan. Bercinta pun ada etikanya. Masalahnya, etika bercinta tidak diajarkan di mana pun, bahkan tidak di kelas kepribadian sekalipun. Namun sebenarnya mudah saja. Ini dari aturan bercinta sama seperti aturan lainnya, ‘perlakukan pasangan seperti Ada mengharapkan pasangan memperlakukan Anda’. Berikut ini tips beretika dalam bercinta:
1. Bersih dan Cantik. Bagaimana penampilan Anda saat hendak bercinta? Apakah berdandan cantik dan memakai pakaian menggoda? Atau hanya tampil seadanya dengan pakaian tidur yang kumal dan tidak rapi, bahkan belum atau tidak mandi atau tidak gosok gigi? Tidakkah Anda berpikir pasangan akan memperhatikan hal-hal seperti ini dan akan melakukan hal yang sama? Anda mungkin sedang merasa bergairah. Namun, jika Anda tidak mau repot untuk membuat diri Anda menggairahkan, apakah cukup bijaksana mengajak pasangan untuk bercinta? Melihat penampilan Anda, pasangan mungkin justru tidak tertarik untuk bercinta. Jika di depan orang banyak Anda merasa harus tampil rapid an cantik, mengapa di depan pasangan tidak? Jadi, jangan mulai menggoda untuk foreplay jika tubuh Anda masih bau keringat dan kotor atau mulut masih bau makanan yang bisa menimbulkan napas tak sedap. Akan lebih baik jika Anda membersihkan badan dulu, mandi dan kalau perlu memakai parfum kegemaran pasangan agar Anda tampil menggoda dan menggairahkan.2. Say What You Want. Tidaklah bijaksana dan tidak juga dibenarkan jika Anda hanya menyerahkan diri kepada pasangan seraya memberikan sinyal, “Ini tubuhku, coba pikirkan apa yang kamu bisa lakukan dengan tubuhku ini.” Daripada pasrah dan tidak puas, mengapa Anda tidak mengatakan apa yang Anda inginkan? Anda hanya perlu sedikit mengumpulkan keberanian dan rasa percaya diri untuk meminta pasangan melakukan apa mau Anda. Hal ini juga akan membuat pasangan melakukan hal yang sama pada Anda. Toh, jika Anda tidak membantu pasangan untuk memuaskan Anda, maka Anda akan membuat pasangan Anda gagal menjalankan tugasnya. Alhasil, bisa menimbulkan sikap saling menyalahkan, kemaraan dan saling menuduh.
4. Istilah Khusus. Banyak orang bingung untuk mencari kata atau kalimat yang tepat untuk mengajak pasangannya bercinta. Apalagi bila salah memilih kata, ajakan ini justru jadi boomerang. Alhasil, kata “seks” banyak dihindari karena terkesan berkonotasi negative dan mengandung hal tabu di dalamnya. Jika Anda termasuk orang yang menghindari kata ini, Anda bisa menggunakan sinyal khusus yang disepakati dan dipahami bersama, atau istilah lucu dan romantic sesuai karakter Anda dan pasangan. Misalnya, Anda bisa menggunakan kata “bertualang” atau “Main” saat mengajak pasangannya bercinta. Bertualang sendiri bisa diartikan bercita dengan segala eksperimen dan variasi yang menggairahkan. Hal ini akan lebih menggairahkan daripada Anda menyebut kata “seks” atau “berhubungan intim”. Jadi, buatlah istilah ataupun sinyal dengan kreatif dan imajinatif. Hal ini bisa membuat acara hubungan intim Anda pun penuh keceriaan.
5. Tanpa Paksaan. Hindari bercinta dengan amarah atau mengritik. Seks yang diwarnai dengan umpatan tidaklah sehat. Begitu pula bercinta dengan paksaan. Itulah pentingnya Anda mengatakan apa yang diinginkan, termasuk ketika Anda tidak menginginkan seks. Jadi, pastikan pasangan tahu apa yang Anda mau dan persetujuan Anda untuk berhubungan seks. Etika seksual tidak ada artinya jika Anda dan pasangan tidak saling menghargai hal seksual dasar dari masing-masing pasangan.
6. Saling Menghormati. Pernahkan Anda menolak ajakan pasangan? Atau sebaliknya, ajakan Anda ditolah oleh pasangan? Apapun itu, Anda berdua mesti berbesar hati dan siap menerima penolakan tersebut. Tidak setiap saat Anda siap beraksi, bukan? Apalagi jika Anda merasa tidak dapat atau tidak mau memberikan apa yang pasangan inginkan (misalnya, seks oral). Anda berhak menolak dan pasangan tak boleh bersikeras memaksa Anda untuk melakukannya. Tentu saja, penolakan ini jangan berlaku selamanya. Tidak ada salahnya sesekali Anda memberikan layanan tersebut demi kepuasan pasangan. Dengan begitu, pasangan pun akan senang hati memberikan apa yang Anda inginkan.
7. Ekspresi Kepuasan. Ketika pria mencapai puncak kepuasan, itulah akhir dari kegiatan seks Anda. Enaknya menjadi perempuan, Anda bisa mendapatkan klimaks alias orgasme berkali-kali. Meski untuk itu, Anda membutuhkan foreplay agak lama. Di sini Anda perlu meminta pasangan bersikap bijak. Maksudnya, minta pasangan untuk tidak egois menyelesaikan ‘permainan’ tapi juga menunggu Anda. Mengetahui Anda berhasil dipuaskan akan memberi ekstra kepercayaan diri pada pasangan.
8. Biarkan tetap Menjadi Rahasia. Tahukah Anda mengapa orang India tidak memelihara burung kakatua atau beo di kamar tidur? Karena jenis burung ini akan dengan mudah mempelajari dan mengulang ucapan tuannya. Eit, bukan berarti menyarankan Anda tidak memelihara burung di rumah. Maksudnya, apa pun yang Anda dan pasangan ucapkan ketika orgasme itu, bersifat pribadi dan harus dirahasiakan. Jadi, tetaplah menjaga rahasi itu untuk Anda berdua saja.
9. Katakan Terima Kasih. Jika Anda dapat mengucapkan terima kasih kepada pelayan di restoran, semestinya Anda pun bisa berterima kasih kepada pasangan atas ‘kesediaannya’. Kalau Anda malu mengucapkannya, ada banyak cara untuk berteima kasih tanpa berkata-kata.
1 komentar:
terimakasih atas sharing pengetahuannya, main juga ke blog saya www.inihary.com
terimakasih
Posting Komentar