Tips membangun karir sebagai konsultan yang profesional dan mandiri

Jumat, 30 Maret 2012

Tulisan ini sebenarnya sudah lama sekali ingin saya tuangkan, namun saat itu saya sendiri masih belum menemukan ide2 dan inspirasinya.
Tulisan ini ide dasarnya adalah banyaknya komentar, email dan kiriman CV dari para pembaca blog yang pada intinya memohon informasi mengenai lowongan kerja konsultan pasca selesainya proyek yang diikutinya.

Meskipun sebenarnya pada awalnya blog ini saya tujukan untuk sharing informasi mengenai dunia Project Management dan Procurement Management (maka disebut ThomasPM), namun ternyata informasi2 lowongan pekerjaan yang saya upload disela2 vakumnya posting2 saya lebih menarik perhatian rekan2 pembaca.
Perlu saya tegaskan bahwa sampai saat ini saya belum berminat menjadikan blog saya sebagai blog info lowongan pekerjaan, jika ada info2 lowongan pekerjaan, saya muat sebatas berkaitan dengan bidang project management dan procurement.
Saya memahami betapa sulitnya mencari pekerjaan di jaman ini, dengan berlimpah ruahnya lulusan2 baru sarjana setiap tahunnya. Namun saya juga jadi miris melihat kenyataan rekan2 konsultan masih sulit mendapatkan pekerjaan. Padahal secara kualitas diri, yang namanya konsultan itu tentu saja dipandang “lebih unggul” dibandingkan tenaga kerja biasa, oleh sebab itu client bersedia “membayar mahal” konsultan. Kalo tidak lebih dibandingkan clientnya, lalu buat apa client susah2 menyewa konsultan?
Oleh sebab itu menurut saya, dasar utama yang harus dimiliki oleh konsultan untuk berkarir di dunia konsultansi adalah kesiapan diri menjadi konsultan sebagai jalan pilihan hidupnya. Tanpa itu, maka biasanya akan mudah terseok2 dan terombang ambing dalam dunia pekerjaan. Jika tidak siap jadi konsultan, lebih baik jadilah pegawai atau wiraswasta pengusaha yang baik.
Bagi rekan2 yang sudah menentukan pilihan hidupnya sebagai konsultan, saya akan coba bantu (bukan bermaksud untuk menggurui, namun sekedar sharing pengalaman saya).

Generalis vs Spesialis
S1 vs S2 vs S3
Pengalaman vs Sertifikasi
Proyek Lokal (APBD /APBN) vs Proyek Internasional
Bahasa Indonesia vs Bahasa Inggris
Tenaga Ahli Tetap vs Tenaga Ahli Tidak tetap
Dalam Negeri vs Luar Negeri
Billing Rate rendah vs Billing Rate tinggi
Seringkali kita menggerutu (tapi tetap mengambil proyek itu juga) jika billing rate yang ditawarkan terlalu rendah.  Dulu sempat saya menyalahkan proyeknya dan juga orang2 yang mengusulkan anggaran, panitia lelangnya dan perusahaan konsultan yg membuat penawaran rendah. Ternyata hal itu tidak membantu juga. Akhirnya saya mulai self instropection, dan nampaknya wisdom quote di bawah ini cukup mengena:
Orang yang mengerjakan sesuatu
yang bisa dilakukan oleh banyak orang
akan dihargai seperti orang kebanyakan.
Orang yang mengerjakan
yang bisa dilakukan oleh sedikit orang
akan dihargai lebih tinggi.
Dan dia yang mengerjakan
yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain,
akan diberikan penghargaan
yang belum pernah terjadi.
Berapa banyak orang
yang bisa melakukan yang Anda kerjakan,
menentukan kelas Anda.
Mario Teguh
Saya berusaha memperkuat keyakinan bahwa bidang dan spesialisasi yang saya tekuni sekarang ini adalah bidang yang baik dan menjanjikan, dan saya juga yakin bahwa hanya sedikit orang yang (saat ini) mampu melakukannya, karena sepanjang pengalaman saya selama menekuni bidang ini, lebih sering bertemu dengan rekan2 seprofesi yang berusia 10-25 tahun di atas saya, jadi setidaknya saya 10-25 tahun di depan mereka (pede mode ON).
Fokus pada proyek vs Selalu mengejar peluang
Kebanyakan orang telah mendengar lelucon tentang orang yang terperangkap dalam banjir. Air terus naik dan naik, segera ia di atapnya menyaksikan air lebih dekat dan lebih dekat dengan bertengger nya. Ia berdoa bahwa Allah akan campur tangan dan menyelamatkan dia dari apa yang tampak seperti tenggelam yakin.
Setelah beberapa saat beberapa orang dalam perahu penyelamat berhenti dan memanggil orang itu, menyuruhnya untuk melompat naik. Pria itu menelepon kembali bahwa imannya dalam Allah dan bahwa ia akan menunggu Tuhan untuk menyelamatkannya. Mereka memohon dengan pria itu untuk mendekat pada mereka karena pasti ia akan mati jika ia tetap tinggal tapi bahkan meskipun air naik orang itu tetap kuat kepercayaannya.
Beberapa saat kemudian, dengan air bahkan lebih dekat ke tempat dia duduk, lain perahu penyelamat kembali oleh. Sekali lagi mereka memohon dengan pria itu tapi sekali lagi, ia tetap tinggal dan terus imannya bahwa Allah akan menyelamatkan dia. Perahu menarik diri dan meninggalkan pria itu di bubungan atap yang makin menyempit.
Ketika pria itu memandang ke hamparan besar air yang mengelilinginya, ia mendengar sebuah helikopter mendekat dari luar kejauhan. Ketika helikopter tiba, ia berdiri tepat di atas atap pria dan dikecewakan keranjang bagi pria untuk naik ke, tentunya dengan memukul-mukul air di kakinya, ia akan berubah pikiran dan membiarkan dirinya untuk diselamatkan. Pria itu melambai helikopter off, berteriak keluar niat untuk menunggu Tuhan untuk menyelamatkan dia, bahwa ia telah tepat iman dan bahwa ia yakin ia akan aman.
Segera setelah helikopter terbang, air naik sangat cepat , besar dan dahsyat menerjang dia dari atap dan dia tenggelam. Ketika dia ke surga ia bertanya kepada Tuhan mengapa Ia membiarkannya binasa. Dia mengatakan kepada Tuhan tentang seberapa kuat imannya dan bagaimana ia berdoa berulang-ulang selama Tuhan untuk menyelamatkannya.
Allah tersenyum lembut dan penuh kasih pada pria itu dan berkata, “Anakku, Aku mengutus kamu dua kapal dan sebuah helikopter, apa lagi yang Anda harapkan Aku perbuat?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews